Sir Edmund Hillary, Manusia Pertama yang Menggapai Atap Dunia

Sir Edmund Hillary, Manusia Pertama yang Menggapai Atap Dunia

Meski termasuk negara berukuran mungil, Selandia Baru punya banyak cerita untuk digali. Mulai dari lanskapnya yang menantang untuk dijelajahi dan diabadikan, budaya penduduk aslinya juga tak kalah menarik untuk dipelajari. Di negeri ini jugalah Sir Edmund Hillary lahir. Manusia pertama yang mencapai puncak Everest ini sepertinya banyak diilhami oleh lanskap di sekitar kampung halamannya.


Baca juga: 5 Jalur Trekking di Peru yang Nggak Kalah Keren dari Machu Picchu


Semangat Kiwi

Sir Edmund Percival Hillary dilahirkan di Auckland pada 1919. Ketertarikannya pada dunia mendaki gunung sudah dimulai sejak ia memasuki usia remaja. Saat menimba ilmu di jenjang sekolah menengah, ia sudah naik turun di jalur pendakian Alpen Selatan, Selandia Baru.

Tekadnya untuk menggapai pucak Everest mulai membara saat ia menyelesaikan masa dinas militer dalam Perang Dunia II. Saat itulah Edmund mulai menyusun rencana dan mempersiapkan mimpi besarnya menaklukan Everest. Beberapa sumber kisah biografi menyebut aksinya ini sebagai “Semangat Kiwi”.

Tak hanya Everest, Edmund juga terlibat dalam misi menaklukan Antartika yang membeku. Untuk itulah ia memilih sisi selatan Gunung Cook sebagai ajang latihannya sebelum terjun ke Everest dan Antartika.


Baca juga: Tim Pendaki Putri Indonesia Tuntaskan Tujuh Puncak Dunia


Gunung Cook menjadi tempat berlatih yang sempurna bagi Edmund berkat ketinggiannya yang setengah lebih rendah dari Everest dan kondisi medan serta cuacanya yang cukup ekstrim sehingga efektif untuk menjadi tempat latihan.

Hari Bersejarah Bersama Tenzing

Meski saat ini secara resmi sejarah mencatat bahwa Sir Edmund Hillary adalah orang pertama yang mencapai Everest, namun ternyata banyak yang meragukan fakta tersebut dan yakin bahwa Edmund bukanlah yang pertama.

Bersama pendaki Tibet, Tenzing Norqay, Edmund tetap berhasil mencapai puncak Everest pada 29 Mei 1953 meskipun sebetulnya ada dua pendaki lain yang juga berjuang mencapai puncak dua hari sebelumnya namun gagal.

Tenzing Norgay (kiri) dan Sir Edmund Hillary (kanan). Foto: urban-flavors.com

Edmund dan Tenzing berhasil mencapai puncak saat menjelang pagi. Disinari matahari pagi, Edmund menjabat tangan Tenzing dan keduanya pun saling berpelukan di puncak Everest.

Setelah berfoto sejenak, Hillary meninggalkan simbol salib sebagai tanda cuka cita untuk pendaki asal Inggris yang dikabarkan hilang di Everest pada 1924, George Mallory.

Edmund dan Tenzing tercatat menghabiskan waktu 15 menit di puncak Everest sebelum turun kembali ke basecamp teratas mereka dan disambut rekan mereka W.G. Lowe.

Edmund kemudian diberi gelar bangsawan oleh Ratu Elizabeth II atas keberhasilannya menggapai puncak Everest.

Tak Cuma Everest

Nama Sir Edmund Hillary memang begitu melekat dengan prestasinya menggapai Everest. Namun sebetulnya keberhasilan Edmund bukan sekadar Everest. Ia tercatat juga sukses memimpin ekspedisi Trans-Antartika Commonwealth (Persemakmuran) pada 1955 hingga 1958.

Edmund juga berhasil memimpin ekspedisi kapal jet pertama di Sungai Gangga. Teknologi kapal jet ini juga ditemukan oleh sesama warga Selandia Baru, Bill Hamilton.

Edmund juga sukses mencapai Kutub Utara dan menjadikannya sebagai orang pertama yang mencapai puncak Everest sekaligus sukses menaklukan Kutub Utara dan Selatan.

Berjiwa Sosial

Sir Edmund Hillary mendirikan Himalayan Trust pada 1960 sebagai wujud pedulinya pada kemiskinan warga Nepal. Yayasan yang dipimpinnya hingga akhir hayat Edmund pada 2008 ini banyak membantu mendirikan bangunan sekolah dan rumah sakit di wilayah paling terpencil di sekitar Himalaya.

Berkat perhatian dan kedekatannya yang begitu besar pada warga Nepal dan Himalaya, Sir Edmund Hillary diangkat sebagai Warga Kehormatan Nepal pada 2003 sekaligus sebagai peringatan 50 tahun pendakiannya bersama Tenzing.

Featured Image oleh stuff.co.nz

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *