Lourdes Santos, 6 Minggu Naik Sepeda Lintas Vietnam
Lagi ngetren lagi nih naik sepeda. Tapi kalau naik sepedanya sendirian dan lintas negara bakal ngetren juga gak ya?
Kenalan yuk sama sosok sustainable traveller yang satu ini. Lourdes Gala Santos, wanita yang naik sepeda sendirian melintasi Vietnam.
Pengalaman Lourdes diawali dengan betapa bingungnya dia cara menyeberangi jalan raya yang riuh dengan sepeda motor. Lalu, saat dia berhasil menyeberang, orang-orang di sekitarnya bertepuk tangan untuknya.
“Kalau semua orang Vietnam ramah seperti ini berarti saya akan baik-baik saja,” aku Lourdes seperti dikutip theculturetrip.com.
Sebelum memutuskan naik sepeda lintas Vietnam, wanita berusia 35 tahun asal Skotlandia ini sudah pengalaman mengayuh sepeda di kampung halamannya selama tujuh tahun. Sebuah buku karya pesepeda Anne Mustoe kemudian menginspirasinya untuk bersepeda lintas Vietnam.
“Saya selalu bermimpi keliling dunia dan bekerja di industri energi terbarukan. Saya peduli pada lingkungan dan jejak karbon saya,” terang Lourdes.
“Kita berhutang pada setiap destinasi yang kita kunjungi. Jadi setiap traveling saya selalu lakukan dengan sustainable,” lanjutnya.
Back to basic
Alasan Lourdes bersepeda juga karena ia ingin mengalami pengalaman dalam perbedaan budaya dengan cara yang sederhana alias back to basic.
Lourdes lalu memanfaatkan jatah cuti kantornya selama enam minggu untuk bersepeda lintas Vietnam. Ia memilih rute yang paling umum dijalani backpacker yaitu dari utara ke selatan melewati pedesaan dan berbagai kondisi alam.
Kalau biasanya para turis menggunakan mobil, kereta api atau bus umum, Lourdes memilih mengayuh sepeda.
“Saya tidak berlatih khusus untuk ini. Karena ini bukan soal naik sepeda jarak jauh, tapi soal bagaiaman saya bisa menikmati perjalanan ini,” terangnya.
“Saya merencanakan tak lebih dari 20 kilometer jarak yang saya tempuh per harinya dan waktu berisitriahat yang cukup. Saya rasa semua orang juga bisa mengatur ini,” tambah Lourdes.
“Saya merencanakan waktu saya dengan agak longgar supaya bisa menikmati kebebasan dalam perjalanan. Saya juga memastikan paham betul dengan alat-alat kemping saya dan paham teknis sepeda seperti mengganti ban. Setelah itu saya packing dan pergi,” jelas Lourdes.
Gunung hingga pantai
Apa yang ditemui di jalan memang banyak membuat perubahan rencana. Lourdes mengambil rute ke selatan karena banyak disarankan oleh penduduk lokal.
Rencananya berkemah demi menghemat uang juga diurungkan karena ternyata hotel yang bagus pun termasuk murah harganya.
“Biasanya saya berangkat gowes sepeda mulai pukul tujuh pagi dan berhenti untuk sarapan dan minum kopi di perjalanan. Di situlah saya banyak mengobrol dengan penduduk,” kata Lourdes
“Mereka banyak ingin tahu tentang Inggris dan saya sering membacakan buku untuk anak-anak mereka,” tambahnya.
Tiga hal sederhana selama perjalanan yang membuat Lourdes senang adalah pakaian bersih, bir dingin dan teman untuk mengobrol.
Ha Long Bay adalah tempat kedua yang dikunjungi Lourdes sebelum melanjutkan ke Ninh Binh dan di sinilah ia punya kenangan indah.
“Salah satu momen favorit saya adalah bersepeda melalui pegunungan Ninh Binh. Saya melihat mereka muncul dari balik kabut. Saya tak percaya dunia terlihat seperti itu,” terang Lourdes.
Karena menggunakan sepeda, Lourdes jadi punya banyak kesempatan untnuk berhenti di mana saja yang ia mau sambil menikmati pemandangan.
“Di Trang An, Ninh Binh, saya ikut tur sungai naik perahu yang didayung seorang wanita dan menyusuri gua. Menakjubkan sekali!” akunya.
Punya teman baru
Menurut Lourdes, penduduk lokal tahu dalam membedakan mana orang yang berusaha ingin menjadi bagian dari budayanya atau hanya sekadar berfoto seolah-olah membumi dengan warga sekitar.
Mengunjungi warga dengan cara yang berkelanjutan atau memberikan dampak positif pada warga lokal sebetulnya akan memperkaya pengalaman.
“Mereka akan menyambut Anda dan menyediakan waktu buat Anda. Mereka juga akan mengajak Anda berkeliling,” terang Lourdes.
“Ada elemen manusia ketika kita bertualang naik sepeda dan setahu saya itu akan jadi hal yang paling dihargai,” tambahnya.
Berkat prinsip bersepeda, Lourdes memang menemukan banyak kejutan dalam perjalanannya. Ia pernah diundang seorang gadis untuk merayakan Natal di rumahnya, sebuah keluarga di Mekong pernah mengajaknya untuk memancing termasuk mengajari cara menangkap ikan dengan jala dan mengupas kelapa dengan parang dan berpesta di pantai.
Enam minggu bertualang melalui ramainya kota, pantai dan pegunungan yang indah, namun yang paling berkesan dari semua itu adalah sebuah pengalaman unik saat Lourdes terjebak hujan badai di malam hari.
“Dua pria dengan sebuah truk menawarkan saya tumpangan. Saya takut dan mereka tak bisa bahasa Inggris, tapi akhirnya saya ikut juga karena harus pergi ke Dalat,” terangnya.
“Setelah tiga jam berkendara kami tiba di Dalat dan apa yang terjadi? Mereka menolak pembayaran selain makanan Choco Pie yang membuat mereka bahagia. Mereka menyelamatkan saya murni melalui kebaikan,” tambah Lourdes.
Apa yang dialami Lourdes setidaknya mewakili Vietnam itu sendiri. “Mereka selalu tersenyum, membantu dan menolong dengan cara mereka sendiri. Saya bertemu dengan orang-orang yang tak punya apa-apa selain baju yang mereka kenakan tapi mereka bersikeras memberikan saya secangkir kopi,” kata Lourdes.
“Dengan bersepeda, rasa hormat, kebebasan dan momen unik akan datang kepada Anda dengan sendirinya,” terang Lourdes.
Nah buat Sobat Kembara yang juga suka gowes sepeda, boleh juga lho bertualang seperti Lourdes. Tapi jangan lupa untuk menyiapkan segala perlengkapan supaya perjalanan jadi lancar.