Jet Lag, ini Mitos dan Faktanya
Kevin baru saja tiba dari luar negeri. Penerbangannya makan waktu hampir 14 jam, itu belum termasuk dua kali transit yang katanya bikin mata tersiksa. “Lagi enak-enaknya tidur eh disuruh turun,” keluh Kevin.
“Sorry kalau gak konsen, masih jet lag,” tegasnya lagi sambil nyeruput alkohol yang katanya sih bisa menetralisir efek jet lag. Benar gak sih?
Baca juga: Pentingnya jaga kebugaran bagi petualang
Jet lag sendiri sebetulnya adalah gangguan tidur akibat perjalanan jarak jauh yang melewati zona waktu berbeda. Jadi, jet lag bukanlah penyakit menular, kutukan, apalagi azab Illahi.
Biar Sobat Kembara gak salah pengertian nih soal jet lag, berikut ini mitos seputar jet lag yang harus diketahui biar gak asal nenggak alkohol aja seperti si Kevin
Jet lag bisa dihindari
Ini anggapan paling keliru yang beredar di kalangan pelancong. Faktanya, Jet lag itu gak terhindarkan dan ini proses alami yang dialami tubuh ketika Sobat Kembara melancong jauh, terutama naik pesawat dan melewati batas zona waktu yang berbeda. Semakin banyak zona waktu yang dilewati, gejala jet lag semakin terasa.
Baca juga: Ini Dia, Tips Pilih Outfit Ramah Lingkungan
Jet lag memang bisa diminimalisir tapi bukan dihindari. Jadi, ikhlaskan saja kalau memang terasa gelaja jet lag. Beberapa cara menimimalisir jet lag adalah dengan menjaga kondisi cairan tubuh dengan minum air putih yang cukup dan banyak istirahat.
Minum pil tidur
Ini juga banyak disarankan biar selama penerbangan bisa tidur nyenyak dan bangun dalam kondisi segar bugar saat tiba di tujuan. Betul sih bisa tidur di pesawat. Tapi jet lag adalah soal penyesuaian metabolisme tubuh dengan waktu istriahat, bukan soal kurang tidur semata.
Faktanya, minum pil tidur memang ampuh bikin kamu ngorok selama penerbangan. Tapi begitu sampai di tujuan, selama tubuh belum bisa menyesuaikan waktu tidur dan aktivitas yang berbeda dengan tempat sebelumnya, ya kamu tetap terkena jet lag.
Minum alkohol di pesawat
Sangat mengherankan karena ini paling sering disarankan oleh traveler yang sering bepergian jarak jauh. Padahal minum alkohol malah bikin Sobat Kembara makin dehidrasi, dan belum lagi akan memberikan efek buruk pada fisik selama traveling.
Jet lag disebabkan kurang tidur
Heather Pole, seorang veteran pramugari dan penulis buku “Cruising Attitude” mengaku selama menjalani profesinya sebagai pramugari sering memaksakan diri tidur siang agar kuat begadang semalaman. Tapi, menurutnya jet lag bukanlah soal kurang tidur.
Faktanya, menurut Pole jet lag itu artinya jam tubuh kita sedang bingung beradaptasi dengan waktu aktivitas yang baru. Jet lag bisa berakibat kurang tidur, tapi bukan diakibatkan kurang tidur.
Jadi kebayang ya berapa banyak traveler yang selama ini memahami isu jet lag dengan sangat salah paham. Jumlah follower yang banyak ternyata bukan berarti mereka paham soal jet lag lho.
Gambar utama oleh Engin Akyurt dari Pixabay