Kemenparekraf Dukung Indonesia Mountain Tourism Conference (IMTC) 2023
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) mendukung pelaksanaan 1st Indonesia Mountain Tourism Conference (IMTC) sebagai wadah pengembangan produk, edukasi dan sosialisasi wisata pendakian gunung yang berkelanjutan di Indonesia.
Pemerintah Indonesia melalui Kemenparekraf berupaya mengembangkan Mountain Tourism sebagai salah satu produk wisata petualangan untuk dapat bersaing secara global serta mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Kemenparekraf juga telah menetapkan wisata petualangan sebagai salah satu flagship wisata minat khusus.
Dalam Indonesia Mountain Tourism Conference di Hotel Santika Premier, Hayam Wuruk, Rabu (27/9/2023), Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf Bapak Vinsensius Jemadu menyatakan: “kami melihat wisata gunung ini menjadi top trending adventure activity, diurutan pertama pasca pandemi Covid-19”.
Indonesia dianugrahi populasi gunung terbanyak di dunia, dengan jumlah lebih dari 400 (empat ratus) gunung, dan 129 (seratus dua puluh sembilan) diantaranya adalah gunung berapi aktif serta 23 (dua puluh tiga) pegunungan besar.
“Dengan potensi yang besar ini, diharapkan dapat dikembangkan sehingga dapat memberikan dampak bagi masyarakat sekitar. Selain itu, pemerintah juga berupaya mengedukasi, sosialisasi, dan publikasi pada acara ini untuk membangun awareness wisatawan yang bertanggung jawab demi meningkatkan kualitas wisata pendakian gunung yang berkelanjutan di Indonesia. “ tambahnya.
Ketua Umum Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI), Bapak Rahman Mukhlis menyatakan, berdasarkan data yang dihimpun sebelum terdampak langsung pandemi Covid-19, Wisata Gunung telah mendatangkan kunjungan wisatawan sebanyak 150 ribu wisatawan mancanegara dan 3 juta wisatawan nusantara serta memberikan kontribusi devisa sebesar 150 juta US Dollar, “untuk 2023 APGI optimis, proyeksi kunjungan Wisata Gunung mulai menanjak kembali dan kunjungan sudah mulai stabil” ujarnya.
Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hidup, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bapak Nandang Prihadi menyetujui dan mengapresiasi penyelenggaraan IMTC 2023, yang mendukung untuk terbentuknya pendaki yang patuh dan cerdas pada protokol-protokol yang ditetapkan. KLHK berupaya terus untuk mendorong penerapan SOP dan merevisi aturan – aturan (PP) Nomor 12 Tahun 2014, termasuk menerapkan denda.
Denda ditunjukan kepada pendaki tidak memiliki izin resmi (ilegal). “Kami mengusulkan dendanya 5 kali lipat dari biaya tiket masuk, untuk memberikan efek jera” tandasnya. KLHK juga menyampaikan beberapa contoh taman nasional yang bisa diadopsi, sudah menerapkan online tiketing contoh Gunung Rinjani dan Pangrango, dengan sistem kuota, dan ada berkas-berkas yang perlu dilampirkan, seperti contoh berkas kesehatan.
KLHK juga merekomendasikan untuk menggunakan pemandu karena selain mendampingi mereka juga dapat mengedukasi para pendaki gunung, khususnya pendaki baru.
Fragile-nya gunung, sebagai tumpuan berbagai aspek kehidupan perlu ketegasan dari semua stakeholder dalam menjaga dan mengelolanya. Bahkan sebagai daya tarik, Gunung api dengan letusannya bisa pedang bermata dua karena ada potensi kerusakan juga saat letusan terjadi. “Pendakian gunung bukan hanya tentang pendakian dan adrenalin. Tetapi juga tentang sense of place yang juga termasuk di dalamnya resiliensi dan Ecosystem service. Spectrum daya tariknya harus diperluas dan diperkaya sehingga akan lebih menarik bagi calon wisatawan” Ujar Professor Jatna Supriatna, Anggota Indonesia Sustainable Tourism Council (ISTC)
Di akhir acara, Direktur Wisata Minat Khusus dan Ketua Umum APGI menyepakati komitmen pengembangan wisata gunung berkelanjutan. Komitmen ini diharapkan menjadi panduan umum bagi seluruh pemangku kepentingan yaitu: Pemerintah pusat, Pemerintah daerah, BUMN/ BUMD, perusahaan swasta, investor, asosiasi profesi atau industri pariwisata, pelaku pariwisata, akademisi, masyarakat/komunitas dan media di sektor pariwisata dalam berkolaborasi memajukan wisata gunung Indonesia.
Komitmen dan kontribusi yang disepakati sebagai berikut:
1. Menciptakan produk wisata gunung yang otentik, berkualitas dan menghargai lingkungan, sumberdaya alam serta sumber daya sosial budaya.
2. Menyelenggarakan aktivitas wisata gunung dengan mengutamakan Kebersihan, Kesehatan, Keamanan dan Kelestarian Lingkungan (CHSE)
3. Mewujudkan sumber daya manusia yang profesional, kompeten dan berdaya saing tinggi dalam industri wisata gunung
4. Mengembangkan manajemen usaha & investasi dalam industri hijau wisata gunung
5. Mengembangkan infrastruktur, sarana dan prasarana destinasi wisata gunung hijau
6. Mengembangkan promosi, pemasaran dan penjualan wisata gunung berbasis ekosistem wisata yang didukung digitalisasi pelayanan
7. Mengutamakan pemberdayaan masyarakat dan menghargai kearifan lokal dalam aktivitas wisata gunung.
Komitmen tersebut disepakati demi membangun wisata pendakian gunung yang dapat berdaya saing dan harapannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, tanpa mengesampingkan kesadaran akan keberlangsungan lingkungan dan kebudayaan, demi pengembangan wisata pendakian gunung berkelanjutan di Indonesia.