Berani Coba? 9 Jalur Pendakian Paling Mematikan di Dunia
Dari jalur yang mampu membunuh ratusan turis setiap tahunnya sampai sungai membeku yang mematikan, jalur-jalur pendakian berikut bukanlah untuk gaya-gayaan atau pejalan amatir yang hanya ingin numpang tenar di media sosial. Beberapa jalur pendakian di dunia memang mebutuhkan mental khusus dan proses latihan yang tak mudah dan tak sebentar. Berikut adalah beberapa jalur pendakian yang populer berkat kondisinya yang terkenal maut:
Gunung Hua Shan, China
Menurut catatan sejarah, gunung ini awalnya adalah jalur para peziarah untuk menuju kuil-kuil yang berada di puncak gunung. Jalurnya sendiri berupa jalan setapak dari papan kayu yang sebagian rapuh, tangga vertikal dan rantai besi. Di beberapa titik bahkan jalur papan ini sudah tak ada lagi dan pejalan harus melanjutkan dengan melalui dinding jurang yang dilubangi untuk menapakkan ujung kaki.
Via Ferrata, Italia dan Austria
Dalam literatur Italia, Via Ferrata berarti “jalur besi”. Jalur ini pertama dibuat pada abad 15 dan pada masa Perang Dunia I dijadikan jalur untuk peyeberangan pasukan. Sampai kini jalur ini masih terawat dengan baik termasuk kondisi pengamanan yang cukup baik. Namun bagian tersulitnya adalah saat harus melalui jurang tanpa pengaman untuk bisa melanjutkan perjalanan.
Kokoda, Papua Nugini
Jalur ini pernah menjadi saksi sengitnya pertempuran di masa Perang Dunia II antara pasukan Jepang dengan Australia. Warga lokal percaya bahwa selain angker, jalur yang membawa pejalan menuju ke puncak Pegunungan Owen Stanley ini juga dipadati tanaman beracun, serangga pembunuh dan bahkan suku terasing. Saking lebatnya hutan di sepanjang jalur, jalur ini juga tak jarang menelan korban orang hilang. Belum lagi ancaman cuaca yang super lembab dan malaria.
Kalalau Trail, Hawaii
Meski menawarkan pemandangan pesisir yang indah, namun jalur ini juga harus dibayar dengan resiko yang tinggi. Jalan setapak menyusur jurang yang tanpa pengaman dan licin, ancaman batu yang longsor, curah hujan tinggi, lumpur dalam, tanjakan dan turunan curam hingga banjir bandang dadakan adalah tantangan yang harus dihadapi pendaki sebelum mencapai puncak yang indah.
El Caminito del Rey, Spanyol
Jalan setapak yang dibangun menyisir jurang ini awalnya dibuat 100 tahun lalu untuk para pekerja yang membangun pembangkit listrik tenaga air. Namun, lama-lama jalur ini juga dibuka untuk umum, khususnya untuk para pecinta adrenalin.
The Maze, Amerika Serikat
Setiap tahunnya, tempat yang berlokasi di Taman Nasional Canyonland ini didatangi sekitar 2.000 pecinta kegiatan outdoor demi menjelajahi labirin alami yang tersusun dari batu merah raksasa. Selain mudah tersesat, tempat ini juga mengancam pengujung dengan banjir dadakan, bebatuan berbahaya dan “jebakan-jebakan alam” yang siap merenggut nyawa.
Chadar, India
Meski jalur ini sudah populer dengan foto para biksu yang berjalan bertelanjang kaki di sisi sungai Zanskar yang ganas atau di atas sungai yang membeku. Namun sebaiknya tidak meniru yang dilakukan para biksu tersebut. Pasalnya kawasan ekstrim ini selalu dirundung cuaca dingin hingga minus 30 derajat Fahrenheit. Sungai Zanskar sendiri meskipun membeku tetap mengancam pejalan dengan pecah mendadak.
GR20, Korsika
Jalur yang membentang dari utara ke selatan Pulau Korsika ini merupakan jalur yang menjanjikan pemandangan menakjubkan sekaligus resiko yang tinggi. Para pendaki biasanya berhadapan dengan badai petir dan cuaca buruk yang datang tiba-tiba baik di musim panas atau musim dingin. Selain itu, tentu saja kondisi jalur yang terjal juga menjadi tantangan.
The Snowmen Trek, Bhutan
Jalur pendakian ini memakan waktu sekitar 24 hari untuk dijalani. Dengan ketinggian antara 4.000 hingga lebih dari 5.000 meter, jalur ini menawarkan tantangan udara dingin dan kondisi cuaca yang cepat berubah. Bahkan di musim panas pun tempat ini sering tertutup salju. Namun begitu pemandangan Himalaya yang fenomenal adalah sesuatu yang tak bisa dilupakan dari jalur ini.